Doa setelah Sholat Dhuha memiliki peran penting karena para ulama menganjurkan agar setelah melaksanakan Sholat Dhuha, kita memperbanyak dzikir dan membaca doa sesuai dengan apa yang kita harapkan dari Allah.
Dalam ajaran Islam, doa yang dipanjatkan setelah ibadah memiliki kedudukan yang istimewa, dan sering kali doa ini diambil dari Al-Qur’an atau sunnah Rasulullah, meskipun doa lainnya juga boleh dipanjatkan selama tidak bertentangan dengan syariat.
Bacaan Do’a Setelah Sholat Dhuha (Latin dan Terjemahan)
Berikut adalah doa yang sering dibaca setelah Sholat Dhuha beserta artinya:
Teks Arab:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ. بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin:
Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal-qudrata qudratuka, wal ‘ismata ‘ismatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu, wa in kaana ba’iidan fa qarribhu.
Bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.
Arti Terjemahan:
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu.
Ya Allah, apabila rezekiku berada di langit, turunkanlah. Apabila berada di dalam bumi, keluarkanlah. Apabila sulit didapat, mudahkanlah. Apabila haram, sucikanlah. Apabila jauh, dekatkanlah.
Ya Allah, dengan hak dhuha-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.”
Penjelasan Makna Doa Sholat Dhuha
Dalam doa ini, kita menegaskan bahwa waktu dhuha serta segala keindahan, kekuatan, dan kekuasaan adalah milik Allah. Selain itu, doa ini merupakan permohonan agar Allah melapangkan rezeki dan memudahkan segala urusan kita.
- Permintaan Rezeki: Bagian doa ini berisi permohonan agar Allah memberikan rezeki dengan cara yang mudah dan halal, mengingat Allah adalah sebaik-baiknya pemberi rezeki.
- Wasilah (Perantara): Pada kalimat “dengan hak dhuha-Mu,” kita berdoa dengan memohon kebaikan yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang shalih. Namun, perlu diperhatikan bahwa bertawassul (memohon melalui perantara) dengan waktu dhuha tidak diakui secara eksplisit dalam syariat, sehingga dapat dipahami sebagai wasilah yang tidak disyariatkan.
Doa ini tidak berasal dari Al-Qur’an atau hadits Rasulullah. Namun, teks doa ini terdapat dalam beberapa kitab fiqih madzhab Syafi’i, seperti Hasyiyah al-Jumal dan I’anah ath-Thalibin.
Dalam kitab al-Mujalasah wa Jawahir al-Ilmi, doa ini juga diriwayatkan oleh seorang wanita badui saat berdoa di padang Arafah.
Hukum Membaca Doa Sholat Dhuha
Meskipun doa ini banyak dibaca setelah Sholat Dhuha, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan:
- Dari Segi Redaksi: Kalimat “dengan hak dhuha-Mu” tidak disyariatkan sebagai tawassul yang diakui. Tawassul yang diakui adalah yang memiliki dasar dalam Al-Qur’an dan sunnah.
- Dari Segi Pengamalan: Pengkhususan doa ini setelah Sholat Dhuha perlu diperhatikan agar tidak menjadi bid’ah (mengada-ada dalam agama), sebab syariat tidak mengaitkan Sholat Dhuha dengan doa tertentu yang harus dibaca sesudahnya.
Meskipun doa ini sering dibaca, lebih baik bagi kita untuk membaca doa lain yang berasal dari Al-Qur’an atau sunnah yang sesuai dengan permintaan yang kita ajukan kepada Allah. Contohnya, jika kita memohon rezeki yang luas, kita dapat membaca doa dari Al-Qur’an, seperti:
“Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir.”
(Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku) – (QS. Al-Qashas: 24).
Atau doa dari sunnah seperti:
“Allahumma ikfinii bihalaalika ‘an haraamika, wa aghninii bifadhlika ‘amman siwaaka.”
(Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan yang Engkau halalkan dari hal yang Engkau haramkan; dan kayakanlah aku dengan karunia-Mu sehingga aku tidak butuh kepada selain-Mu) – (HR. At-Tirmidzi no. 3563).
Jika kita tidak bisa menghafal doa dari Al-Qur’an atau sunnah, kita juga bisa berdoa dengan bahasa kita sendiri, selama tidak bertentangan dengan syariat.
Wallahu Ta’ala A’lam.